Jalanan Jadi Catwalk: Mengulik Tren Streetwear Pria dan Wanita Masa Kini

Jalanan jadi catwalk? Ya, kenapa nggak!

Pagi itu aku jalan ke kantor sambil ngopi, terus tiba-tiba merasa kayak lagi nonton fashion week versi trotoar. Orang berlalu-lalang dengan padu padan yang bikin mata melotot—ada yang pake oversize blazer dipadu cargo pants, ada yang mix rok tutu dengan sneakers chunky. Dulu fashion jalanan identik dengan skateboard dan celana sobek, sekarang? Semua jadi kemungkinan, termasuk outfit yang bikin kamu pengen foto dulu sebelum masuk lift.

Gara-gara Instagram, semua lebih berani

Kamu pasti pernah ngerasain: lihat orang pake warna neon, langsung kepikiran “berani amat ya?” tapi besoknya tok! Kamu juga ke mall, beli kaos neon. Media sosial ngebuat tren streetwear itu bergerak cepet—bukan cuma soal brand besar, tapi juga tentang personality. Influencer, content creator, sampai barista di kafe langganan ikut ngebentuk estetika. Streetwear sekarang bukan sekadar baju, tapi cara bilang ke dunia, “Saya ada, dan ini gayaku.”

Pria, wanita, dan zona abu-abu fashion

Ada yang seru: semakin banyak pilihan uniseks yang bikin gulungan lemari jadi lebih fleksibel. Cowok bisa pakai oversized blouse yang kemarin cuma ada di rak wanita, cewek bisa santai pakai tailored trousers yang tadinya kelihatan “resmi”. Siluet genderless ini bikin outfit-matching sama pasangan atau sahabat jadi nggak canggung—cukup pinjam-pinjaman dan voila, hemat pula.

Layering mania: ganas tapi rapi

Salah satu trik streetwear yang aku suka: layering. Mulai dari long sleeve under tee, vest rajut, sampai outerwear berbahan technical. Kuncinya bukan numpuk semata, tapi proporsi. Bisa jadi eksperimen seru sebelum berangkat kerja: pasang satu lapis, liat di cermin, tambahin lagi, lalu mantap atau dibuang. Kalau lagi mood iseng, tambahin topi bucket atau beanie—langsung jadi vibe indie.

Sepatu: Raja dari semua outfit

Nggak ada debat soal ini: sneakers masih jadi raja. Chunky sneakers, dad shoes, hingga clean minimal punya pangsa pasar masing-masing. Untuk yang mau tampil edgy, boot combat dan platform sandals juga sering nongol di street style. Aku sendiri punya ritual: sebelum keluar rumah, pasti cek sepatu dulu. Kalau sepatu oke, hari berasa lebih siap menghadapi bos yang galak.

Nostalgia Y2K dan sentuhan lokal

Tren baju 2000-an balik lagi—low-rise, crop tops, motif tie-dye. Tapi lucunya, banyak yang nge-blend dengan budaya lokal: batik print dipotong jadi bomber jacket, kain tenun muncul sebagai lining hoodie. Inovasi ini bikin streetwear terasa lebih dekat dan punya cerita. Aku senang lihat brand lokal makin berani mainin motif tradisional tanpa kehilangan sisi modernnya.

Thrift hunting: hemat, unik, sustainable

Thrifting udah kayak olahraga akhir pekan. Selain hemat, kebanggaan dapet item unik tuh gede—kayak nemu jaket vintage yang pas banget ukurannya. Makanya komunitas tukar-menukar pakaian makin rame. Beli preloved juga terasa lebih bertanggung jawab daripada terus-terusan konsumsi baru. Kalau mau coba, cek bazar pop-up atau second-hand shop dekat kampus, siapa tau kamu ketemu harta karun.

Sisi lifestyle: fashion itu soal kenyamanan juga

Streetwear bukan cuma tampil kece buat foto, tapi juga soal kenyamanan. Banyak orang, termasuk aku, memilih material breathable dan cutting yang membuat bergerak bebas. Gaya hidup aktif, kerja remote, dan hangout santai semua butuh pakaian yang adaptif. Jadi jangan malu kalau kamu pilih jogger pants daripada celana ketat—yang penting kamu nyaman dan percaya diri.

Gak melulu brand mahal, kok

Kalau kamu pikir harus pakai label besar biar dianggap keren, mbuh deh. Kreativitas sering datang dari kombinasi sederhana: kaos polos, belt lucu, dan aksesoris unik. Kadang aku kejebak belanja online, terus inget lagi prinsip dasar: mix high-low itu asik. Biar lebih inspiratif, cobain intip zflairr buat liat beberapa ide styling yang relatable dan gampang ditiru.

Penutup: jalanan memang jadi catwalk kita

Pada akhirnya, streetwear adalah soal keberanian berekspresi tanpa drama. Dari hoodie simpel sampai statement coat, semua punya tempat di catwalk jalanan. Jadi, kalau besok kamu lagi ragu mau pake apa, coba eksperiment: campur genre, pinjem barang temen, atau modifikasi sedikit. Jangan takut salah—karena style terbaik sering lahir dari kesalahan kecil yang berubah jadi ciri khas. Sampai jumpa di trotoar, siapa tau kita saling ngasih kode outfit.

Leave a Reply