Ngomongin Streetwear: Tren Modern untuk Pria dan Wanita

Ngomongin Streetwear: Kenapa Aku Suka Banget?

Aku selalu merasa streetwear itu sebenarnya more than clothes — itu cara ngomong tanpa suara. Dulu aku mikir streetwear cuma kaos besar dan sneakers mahal, tapi belakangan ini aku baru sadar, ternyata dia punya banyak layer; ada cerita, mood, sampai kebiasaan ngopi sore di pinggir jalan yang ikut ngebentuk gaya. Waktu hujan kecil-kecil dan aku berteduh di kafe depan studio, aku lihat orang-orang berlalu-lalang dengan jaket oversized, celana cargo, dan topi bucket; ada sesuatu yang bikin aku senyum geli karena kombinasi itu terasa effortless tapi juga deliberate.

Tren Utama: Oversized, Layering, dan Genderless

Salah satu yang paling jelas sekarang adalah oversized silhouette. Entah itu blazer laki-laki yang dipakai perempuan, atau hoodie jumbo yang dipadupadankan dengan rok mini—proportion play ini bikin look terasa modern. Layering juga jadi kunci: tank top tipis di bawah kemeja flanel, lalu dipadu dengan parka tipis ketika malam datang. Gayanya practical tapi tetap aesthetic.

Kerennya lagi, makin banyak brand dan toko lokal yang mengusung konsep genderless. Aku suka lihat teman-teman bereksperimen dengan potongan yang sebelumnya dianggap “khusus pria” atau “khusus wanita”. Jadi terasa lebih bebas dan inklusif—dan honestly, lebih menyenangkan. Jangan kaget kalau next fashion week kamu lihat model laki-laki pakai aksesori yang biasanya dipakai perempuan, dan itu malah terlihat natural.

Sepatu dan Aksesori: Detail yang Bikin Gaya Hidup

Sneakers tetap raja. Dari chunky sneakers 90-an sampai minimal runner shoes yang sleek, sepatu itu sering jadi focal point. Aku masih punya sepasang sneakers kotor yang aku pakai hampir tiap hari—setiap kali lihat noda tanah aku malah ingat petualangan sore itu, dan entah kenapa jadi sentimental. Selain sneakers, aksesori kecil seperti topi beanie, chain tipis, dan tas crossbody juga ngebuat outfit terasa selesai. Tas kecil yang muat dompet, kunci, dan lip balm itu selalu jadi life-saver.

Oh iya, ada satu obat bius fashion yang susah ditolak: collab. Kolaborasi antara brand mainstream dan subkultur lokal sering menghasilkan barang yang unik dan penuh cerita. Kadang aku rela antri cuma demi koleksi kapsul yang desainnya relate banget sama memori kota.

Bagaimana Menerapkan Streetwear ke Gaya Sehari-hari?

Kalau kamu baru mau mulai, jangan paksakan diri ikut semua tren sekaligus. Mulai dari dasar: kaos graphic, denim yang nyaman, dan sepasang sneakers yang kamu bener-bener suka. Lalu tambahkan satu elemen statement—mungkin jaket faux leather atau tas belt. Buat aku, kunci streetwear yang enak dipakai sehari-hari adalah kenyamanan. Kalau nggak nyaman, mood juga ikut rusak, dan kamu bakal keliatan kalau lagi “berpura-pura” gaya.

Buat kaum perempuan yang ingin tampil bold, coba padukan elemen maskulin seperti cargo pants dengan aksesori feminin. Untuk lelaki yang mau eksplor, coba main sama warna atau textured pieces—misal, knit halus dipadukan dengan overshirt kasar. Eksperimen itu seru, kadang hasilnya ngehits, kadang juga lucu; tapi justru momen lucu itu yang bikin kamu inget gaya sendiri.

Ngomong-ngomong soal inspirasi lokal, ada banyak toko dan komunitas yang nyediain workshop styling atau swap meet—tempat yang asyik buat nemuin item vintage dan ngobrol santai sama orang yang punya vibe sama. Kalau kamu mau lihat beberapa rekomendasi brand dan gaya, cek juga zflairr, salah satu sumber yang sering aku kunjungi buat ngumpulin moodboard.

Apakah Streetwear Akan Tetap Relevan?

Menurut aku, iya—selama streetwear mampu beradaptasi. Sekarang trend mulai bergerak ke arah sustainability dan secondhand culture; orang makin sadar soal jejak produksi, jadi preloved dan upcycling makin populer. Itu artinya gaya akan terus berevolusi, bukan hilang. Streetwear punya kelebihan: dia cepat menyerap kultur jalanan, musik, dan seni. Jadi selama kreativitas orang tetap hidup, streetwear juga akan terus hidup dan berubah.

Di akhir hari, streetwear itu soal cerita yang kita kenakan. Entah itu outfit untuk hangout, kerja kreatif, atau sekadar jalan-jalan sore, yang penting kamu merasa nyaman dan senang. Kalau suatu hari kamu ketemu aku di jalan, jangan kaget kalau aku lagi mix-and-match pakaian bekas toko loak dengan sneakers baru—dan mungkin aku bakal ngajak ngobrol soal kombinasi itu sambil tertawa kecil karena baju basah kena hujan mendadak.

Leave a Reply